Belajar dan Berpetualang: Outing Class di Kota Tua Jakarta
Siapa yang tidak suka dengan outing class? Outing class adalah salah satu kegiatan yang selalu dinanti-nanti oleh siswa. Karena selain memberikan kesempatan untuk belajar di luar kelas, kegiatan ini juga mempererat hubungan antara siswa dan guru. Apalagi jika destinasinya menarik seperti Kota Tua Jakarta! Nah kali ini, kami berkesempatan untuk mengunjungi salah satu tempat bersejarah di Jakarta, yaitu Kota Tua. Perjalanan ini memberikan pengalaman yang seru dan edukatif bagi kami semua. Karena kami bisa melihat sisi Jakarta yang penuh dengan sejarah, cerita, dan juga tentunya kami dapat mengabadikan momen seru bersama teman-teman.
Sejarah Kota Tua
Kota Tua Jakarta awalnya merupakan pelabuhan Sunda Kelapa, yang berfungsi sebagai pusat perdagangan penting pada abad ke-12 hingga ke-16 di bawah Kerajaan Pajajaran. Pada tahun 1527, Pangeran Fatahillah dari Kesultanan Demak menaklukkan Sunda Kelapa dan menggantinya menjadi Jayakarta, yang berarti "kemenangan sempurna." Pada 1619, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen menghancurkan Jayakarta dan membangun kota baru bernama Batavia. Yang kemudian menjadi pusat perdagangan dan administrasi VOC, dengan arsitektur Eropa yang khas.
Batavia berkembang menjadi kota multietnis, dengan imigran dari berbagai negara, terutama Tiongkok, yang berdagang di kawasan ini. Namun, ketidakpuasan terhadap VOC sering memicu konflik, seperti Pembantaian Cina tahun 1740. Setelah pembubaran VOC, Batavia tetap menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda hingga Jepang mengambil alih pada 1942 dan mengganti namanya menjadi Jakarta. Saat ini, Kota Tua Jakarta ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya dan menjadi tujuan wisata yang menampilkan bangunan bersejarah, seperti Museum Fatahillah dan Museum Bank Indonesia, serta menawarkan wawasan tentang sejarah Jakarta dan Indonesia.
Museum Bank Indonesia
Gedung Museum Bank Indonesia dibangun sekitar tahun 1828 sebagai kantor dari De Javasche Bank, bank sirkulasi Belanda di Hindia Belanda yang didirikan pada 1827. Setelah kemerdekaan Indonesia, De Javasche Bank dinasionalisasi dan berubah menjadi Bank Indonesia pada tahun 1953. Museum ini secara resmi dibuka untuk umum pada 21 Juli 2009. Peresmian ini dilakukan sebagai bagian dari perayaan HUT ke-56 Bank Indonesia. Museum ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang sejarah perbankan Indonesia, khususnya perjalanan Bank Indonesia sebagai bank sentral.
Ada apa aja sih di dalam Museum Bank Indonesia? Ini dia beberapa bagian dari isi Museum Bank Indonesia :
1. Sejarah Ekonomi Indonesia
Museum BI menampilkan pameran yang menguraikan perkembangan ekonomi Indonesia dari masa kerajaan hingga era modern. Kita dapat melihat bagaimana perdagangan internasional, terutama perdagangan rempah-rempah mempengaruhi perekonomian Nusantara. Dan terdapat informasi mengenai perdagangan di kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit.
2. Galeri Koleksi Mata Uang
Masa Kerajaan: Uang kuno yang digunakan pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, seperti kepingan emas, perak, dan bahan barter lainnya.
Masa Penjajahan: Mata uang yang digunakan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, seperti gulden dan rupiah Jepang.
Masa Modern: Uang kertas dan logam dari masa kemerdekaan hingga sekarang, yang memperlihatkan evolusi desain dan nilai mata uang.
3. Perkembangan Sistem Pembayaran
Museum BI menampilkan perjalanan sistem pembayaran di Indonesia dari masa ke masa. Dimulai dari sistem barter, kemudian beralih ke uang logam dan kertas, hingga sistem pembayaran digital seperti mobile banking dan QR code yang digunakan di masa kini.
4. Kebijakan Moneter dan Peran Bank Indonesia
Museum BI juga menjelaskan peran Bank Indonesia sebagai bank sentral yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter, menjaga inflasi, dan mengawasi sistem perbankan nasional. Pameran ini menunjukkan bagaimana Bank Indonesia menjaga stabilitas harga dan nilai tukar melalui berbagai instrumen moneter. Terdapat simulasi perbankan, video dokumenter, dan media interaktif yang menjelaskan peran Bank Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
5. Kebijakan Sistem Pembayaran Modern
Area di museum ini menampilkan perkembangan teknologi dalam sistem pembayaran. Kita dapat melihat bagaimana teknologi seperti kartu kredit, debit, dan mobile payment menjadi bagian penting dalam kehidupan modern, serta bagaimana Bank Indonesia mendukung infrastruktur sistem pembayaran ini.
6. Pameran tentang Krisis Moneter
Museum BI juga menampilkan berbagai krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia, seperti Krisis Moneter Asia 1997-1998, serta langkah-langkah yang diambil oleh Bank Indonesia untuk menanggulangi dampaknya. Pameran ini memberikan wawasan tentang pentingnya kebijakan ekonomi yang stabil dan peran bank sentral dalam menjaga keseimbangan ekonomi.
7. Arsitektur dan Interior Gedung
Museum BI memperlihatkan keindahan arsitektur neoklasik dari gedung yang ditempati museum. Gedung ini dibangun dengan gaya Eropa yang megah, dengan pilar-pilar besar, jendela tinggi, dan ukiran-ukiran khas era kolonial. Beberapa bagian bangunan, seperti ubin lantai, kaca patri, dan panel kayu, masih dipertahankan dan telah dikonservasi untuk melindungi warisan budaya dan sejarah dari kerusakan dan kehancuran.
Museum Fatahilah
Gedung Museum Fatahilah ini awalnya dibangun pada tahun 1710 sebagai Stadhuis atau balai kota Batavia, yang merupakan pusat administrasi pemerintahan Belanda di Hindia Belanda. Gedung ini dirancang oleh arsitek Belanda, dan mencerminkan gaya arsitektur kolonial Eropa. Setelah masa kolonial, gedung ini digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai kantor pemerintahan, kantor polisi, dan tempat penahanan. Pada tahun 1974, gedung ini diubah menjadi museum dan secara resmi dibuka untuk umum dengan nama Museum Sejarah Jakarta. Pada tahun 1992, museum ini juga dikenal dengan nama Museum Fatahilah untuk menghormati Fatahillah, seorang pahlawan nasional yang dikenal karena perannya dalam mengusir penjajah Portugis dari Sunda Kelapa pada tahun 1527.
Museum Fatahilah menyajikan koleksi yang berkaitan dengan sejarah Jakarta dan perkembangan kota dari masa ke masa lhoh. Nah berikut beberapa aspek penting dari isi museum :
1. Sejarah Jakarta
Pameran ini menguraikan tentang sejarah Jakarta dari masa sebelum kedatangan Belanda, termasuk masa kerajaan, perkembangan sebagai pelabuhan, dan perubahan yang terjadi selama penjajahan Belanda. Terdapat informasi mengenai peristiwa-peristiwa penting, seperti penyerangan oleh Fatahillah dan peralihan kekuasaan dari kerajaan lokal ke kekuasaan kolonial.
2. Koleksi Artefak Sejarah
Museum ini memiliki berbagai artefak sejarah yang mencerminkan kehidupan masyarakat Jakarta dari berbagai periode. Koleksi ini meliputi senjata tradisional, alat musik, peralatan rumah tangga, dan barang-barang yang digunakan sehari-hari oleh penduduk Batavia pada masa lalu.
3. Penjara Bawah Tanah
Salah satu bagian paling menarik dari Museum Fatahilah adalah penjara bawah tanah yang dulunya digunakan oleh Belanda untuk menahan tahanan politik, kriminal, dan budak. Kondisi di penjara ini sangat buruk, dengan ruang yang sempit dan ventilasi yang buruk, memberikan gambaran nyata tentang penderitaan para tahanan di masa kolonial.
4. Koleksi Keramik Tiongkok dan Eropa
Museum Fatahilah juga menampilkan koleksi keramik dari Tiongkok dan Eropa yang menggambarkan hubungan dagang Batavia dengan negara-negara Asia dan Eropa. Keramik yang diperdagangkan di Batavia, menjadi bukti penting tentang peran pelabuhan ini sebagai pusat perdagangan internasional.
5. Artefak VOC
Museum ini juga memiliki koleksi artefak yang berkaitan dengan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), termasuk dokumen-dokumen, koin-koin, dan artefak yang digunakan oleh perusahaan dagang Belanda tersebut dalam mengendalikan perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Ini menunjukkan pengaruh besar VOC di Batavia dan sekitarnya.
6. Arsitektur Gedung
Arsitektur gedung itu sendiri menjadi daya tarik. Gaya kolonial dengan dinding putih, atap berkubah, dan halaman yang luas menciptakan suasana historis yang kuat. Kita dapat melihat detail arsitektur yang mencerminkan kekayaan budaya masa lalu.
Nah teman-teman Itulah sedikit informasi yang bisa kami bagikan mengenai beberapa tempat bersejarah di Kota Tua yang kami kunjungi. Semoga informasi yang telah disampaikan dapat memberikan manfaat dan gambaran kepada teman-teman semua. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca! Sampai jumpa lagi👋


.jpeg)
Komentar
Posting Komentar